Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cara Panen Pahala Jariyah Ala Abu Bakar

Taukah sahabat domarai tentang amal yang tak akan putus hitungan pahalanya meskipun seorang insan telah meninggal dunia? Ya, tepat sekali itulah yang dinamakan amal jariyah. Sebagaimana terdapat dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim Radiyallahu ‘anhu sebagai berikut.

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda: “Apabila anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan dia”. (HR. Muslim, no. 1631)

Sedekah Jariyah

Sedekah jariyah adalah suatu bentuk amalan yang diniatkan kepada Allah swt yang pahalanya akan terus dihitung meskipun sosok yang mengamalkannya telah meninggal dunia, dengan catatan yang ia sedekahkan masih dimanfaatkan oleh orang lain yang masih hidup di dunia. Beberapa contoh sedekah jariyah adalah sebagai berikut:

  • Pembangunan masjid, sekolah/pondok pesantren
  • Pembangunan jalan, jembatan, sumur
  • Wakaf mushaf Al-Qur'an, tafsir Al-Qur'an, buku-buku agama
  • Wakaf kendaraan untuk kepentingan umat
  • Wakaf sarana dakwah, seperti karpet, sound system, meja, kursi, dll
  • Wakaf produk aplikasi digital, seperti aplikasi Al-Qur'an, aplikasi pengigat shalat, aplikasi belajar tajwid, dll

Bentuk dari sedekah jariyah tidak hanya berupa harta atau materi saja, akan tetapi bisa juga berupa tenaga atau perbuatan yang tentunya bermanfaat untuk banyak orang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Setiap ruas tulang itu disedekahi (oleh pemiliknya) setiap hari. Berlaku adil di antara dua orang (yang sedang berselisih) merupakah sedekah, membantu oarng yang hendaj menaiki tunggangannya atau memuatkan barang ke punggungnya adalah sedekah, usapan yang baik adalah sedekah, dan menyingkirkan sesuatu yang membuat sakit orang dari jalan adalah juga sedekah”. (HR. Bukhori)

Ilmu yang Bermanfaat

Selain dengan harta dan tenaga, amal jariyah dapat berupa ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Arti kata “bermanfaat” di sini adalah ketika ilmu yang seseorang ajarkan kepada orang lain tetap diamalkan meskipun seseorang itu telah meninggal. Bahkan apabila orang kedua ini mengajarkan ilmu yang ia dapatkan kepada orang ketiga, orang pertama dan orang kedua sama-sama mendapatkan pahala atas ilmu yang disebarkannya tersebut. Allah Maha Pemurah terhadap hamba-hambanya yang taat.

Anak yang Sholeh

Salah satu investasi bagi setiap orang tua adalah anak yang sholeh dan sholehah. Anak yang shaleh dan sholehah disebut sebagai investasi bagi orang tua nya karena dengan doa sang anak untuk orang tua nya, pahala akan tetap mengalir untuk sang orang tua.  

Adapun macam-macam dari amal jariyah yang dapat kita kerjakan selama kita hidup di dunia ini tertuang dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesunggunya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan setelah ia mati adalah: (1) ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, (2) anak shalih yang ia tinggalkan, (3) mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan, (4) masjid yang ia bangun, (5) rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun, (6) sungai yang ia alirkan, (7) sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup. Semua itu akan dikaitkan dengannya setelah ia mati”. (HR. Ibnu Majah, no. 242; Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman) 

Adapun kisah seorang sahabat Rasulullah yang dapat kita teladani terkait dengan sedekah atau shadaqah adalah beliau Abu Bakar Ash-Shiddiq radiyallahu ‘anhu. Abu Bakar Ash-Shiddiq senantiasa memberikan yang terbaik yang dimilikinya untuk Allah dan Rasulullah. Hal tersebut dtertuang dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi berikut ini:

Dari Umar bin Khattab radiyallahu ‘anhu: “Rasulullah memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Aku berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Akupun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah bertanya, ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Kujawab, ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah lalu bertanya, ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata, ‘Demi Allah, aku tidak bisa mengalahkan Abu Bakar selamanyan’.” (HR. Tirmidzi).

Demikian besar kecintaan Abu Bakar terhadap Allah dan Rasulullah sehingga beliau dapat memberikan seluruh hartanya untuk kepentingan umat Islam. Meskipun kita belum bisa berlaku sebagaimana Abu Bakar, namun tak ada salahnya untuk terus membiasakan diri dalam bersedekah. Bersedekahlah meskipun tidak selalu banyak, namun sering.

Sedikit tulisan tentang amal jariyah dan sekilas kisah tentang sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq ini semoga dapat dijadikan sebagai penyemangat untuk terus mengumpulkan bekal di akhirat kelak. Aamiin ya Rabbal’alamiin. 

Referensi:

https://umma.id/post/agar-pahala-mengalir-lakukan-7-macam-amal-jariyah-ini-705483?lang=id

https://darunnajah.com/hadits-amalan-yang-tidak-terputus/

https://bersedekahtahfidz.com/2019/11/12-jenis-sedekah-jariyah-terbaik-untuk-meraih-aliran-pahala-selamanya/

https://dalamislam.com/landasan-agama/fiqih/amal-jariyah

https://fr-fr.facebook.com/TabungWakafIndonesia/photos/meneladani-sikap-abu-bakar-ash-shiddiqsahabat-jika-kita-sekadar-meneladani-orang/1252089361554272/